Buah rambutan merupakan buah musiman yang umumnya berbuah sekali dalam setahun. Istilah rambutan ini diambil dari bagian buah paling luar mirip kumpulan rambut ataupun bulu. Bisa dibilang buah berambut ataupun berbulu. Buah ini ada sedikit kemiripan dengan leci, Tapi leci tidak berambut. Buah rambutan sungguh enak kalau sudah matang. Buahnya berasa manis kombinasi sedikit asam segar. Rambutan umunya dikonsumsi langsung sebagai buah segar ataupun sebagai olahan(manisan). Buah ini sehat untuk dikonsumsi karena mengandung vitamin C yang tinggi,
berguna untuk tubuh kita. Untuk mendapatkan rasa terbaik konsumsilah kalau buah sudah merah atau sudah betul-betul matang. Bila memakan yang masih kuning, rasa asamnya cukup tinggi disamping bisa membuat tenggorokan sakit terutama bagi mereka yang sensitif. Banyak varian rambutan yang ada di Indonesia antara lain: rambutan rapiah, rambutan binjai, rambutan lebak bulus, rambutan sinyonya dan yang unggul lainnya. Jaman dulu rambutan unggul lebih dikenal dengan nama rambutan aceh. Kalau yang ini saya memiliki pohonnya dan sudah pernah berbuah. Sekali berbuah, jumlahnya banyak dan lebat karena pohonnya cukup besar. Sangat puas memakan buahnya karena manis dan bijinya gampang dipisah dengan daging buahnya, umunya rambutan varitas unggul.
Kendala dari tanaman ini adalah ulat yang menyerang buah. Ulat ini memakan daging buahnya dan kita harus memperhatikan kulit buahnya agar tidak mendapatkan buah yang berulat. Buah ini juga disukai kelelawar. Waktu dulu jarang diserang kelelawar, tapi akhir-akhir ini banyak diserang kelelawar. Mungkin karena kelelawar kekurangan makanan akibat makanan di hutan berkurang karena penebangan banyak pohon, salah satunya pohon yang menghasilkan buah yang disukai kelelawar. Hanya buah jeruk bali yang mungkin tidak diserang kelelawar karena kulitnya tebal yang terasa pahit. Kalau bisa bungkus dengan plastik atau pembungkus buah biar aman dan jangan sampai terlalu masak dipohon. Paling menarik melihat rambutan yang satu tangkainya dengan sangat banyak gerombolan buah. Sangat indah dilihat dengan warna merah-merah. Saya sering berbagi dengan tetangga dekat ataupun jauh. Kalau sudah matang pasti saya petik agar tidak dimangsa kelelawar. Boleh dibilang balapan sama kelelawar, siapa yang duluan, he....he....he..... Buah ini bisa dibilang langka untuk saat ini ditempat saya. Jarang yang punya, karena pohonnya menghabiskan banyak tempat, yang mana lahan sekarang makin terbatas. Sungguh beruntung saya menanam pohon ini, jadinya tidak perlu beli lagi. Akhir-akhir ini harganya sangat mahal. Varian rambutan Rapiah merupakan varian yang paling banyak dibudidayakan saat ini, ciri kulit luar buah tidak berambut panjang seperti halnya rambutan aceh.Bentuknya mirip leci. Buah ini juga tersedia dipasar kalau sudah musimnya. Kemungkinan untuk jangka panjang pohon rambutan akan jarang kita temui dihalam rumah ataupun dipekarangan rumah, mengingat lahan semakin sempit. Tetapi jangan kawatir
masih bisa dibudidayakan dengan metode tabulampot walau tidak berbuah selebat ditanam ditanah setidaknya dapat berbuah cukup banyak yang masih menunjukkan keindahan buahnya. Dikota-kota besar diindonesia, bercocok tanam dalam pot sudah populer dilakukan untuk menanggulangi terbatasnya lahan. Penghobi tanaman banyak mengoleksi tanaman kesukaan ataupun vaforit untuk menghiasi pekarangannya. ditaruh diatas rumahpun bisa terutama yang punya bangunan bertingkat.
Untuk tabulampot rambutan, pilihan jatuh pada rambutan varitas unggul. misalnya binjai.
Contoh rambutan binjai
berguna untuk tubuh kita. Untuk mendapatkan rasa terbaik konsumsilah kalau buah sudah merah atau sudah betul-betul matang. Bila memakan yang masih kuning, rasa asamnya cukup tinggi disamping bisa membuat tenggorokan sakit terutama bagi mereka yang sensitif. Banyak varian rambutan yang ada di Indonesia antara lain: rambutan rapiah, rambutan binjai, rambutan lebak bulus, rambutan sinyonya dan yang unggul lainnya. Jaman dulu rambutan unggul lebih dikenal dengan nama rambutan aceh. Kalau yang ini saya memiliki pohonnya dan sudah pernah berbuah. Sekali berbuah, jumlahnya banyak dan lebat karena pohonnya cukup besar. Sangat puas memakan buahnya karena manis dan bijinya gampang dipisah dengan daging buahnya, umunya rambutan varitas unggul.
Kendala dari tanaman ini adalah ulat yang menyerang buah. Ulat ini memakan daging buahnya dan kita harus memperhatikan kulit buahnya agar tidak mendapatkan buah yang berulat. Buah ini juga disukai kelelawar. Waktu dulu jarang diserang kelelawar, tapi akhir-akhir ini banyak diserang kelelawar. Mungkin karena kelelawar kekurangan makanan akibat makanan di hutan berkurang karena penebangan banyak pohon, salah satunya pohon yang menghasilkan buah yang disukai kelelawar. Hanya buah jeruk bali yang mungkin tidak diserang kelelawar karena kulitnya tebal yang terasa pahit. Kalau bisa bungkus dengan plastik atau pembungkus buah biar aman dan jangan sampai terlalu masak dipohon. Paling menarik melihat rambutan yang satu tangkainya dengan sangat banyak gerombolan buah. Sangat indah dilihat dengan warna merah-merah. Saya sering berbagi dengan tetangga dekat ataupun jauh. Kalau sudah matang pasti saya petik agar tidak dimangsa kelelawar. Boleh dibilang balapan sama kelelawar, siapa yang duluan, he....he....he..... Buah ini bisa dibilang langka untuk saat ini ditempat saya. Jarang yang punya, karena pohonnya menghabiskan banyak tempat, yang mana lahan sekarang makin terbatas. Sungguh beruntung saya menanam pohon ini, jadinya tidak perlu beli lagi. Akhir-akhir ini harganya sangat mahal. Varian rambutan Rapiah merupakan varian yang paling banyak dibudidayakan saat ini, ciri kulit luar buah tidak berambut panjang seperti halnya rambutan aceh.Bentuknya mirip leci. Buah ini juga tersedia dipasar kalau sudah musimnya. Kemungkinan untuk jangka panjang pohon rambutan akan jarang kita temui dihalam rumah ataupun dipekarangan rumah, mengingat lahan semakin sempit. Tetapi jangan kawatir
masih bisa dibudidayakan dengan metode tabulampot walau tidak berbuah selebat ditanam ditanah setidaknya dapat berbuah cukup banyak yang masih menunjukkan keindahan buahnya. Dikota-kota besar diindonesia, bercocok tanam dalam pot sudah populer dilakukan untuk menanggulangi terbatasnya lahan. Penghobi tanaman banyak mengoleksi tanaman kesukaan ataupun vaforit untuk menghiasi pekarangannya. ditaruh diatas rumahpun bisa terutama yang punya bangunan bertingkat.
Untuk tabulampot rambutan, pilihan jatuh pada rambutan varitas unggul. misalnya binjai.
Contoh rambutan binjai
Komentar
Posting Komentar